Gadis Pemerah Susu

Gadis Pemerah Susu-Dalam cerita ini diceritakan seorang gadis yang baik dan sangat jujur. Dia adalah seorang gadis dengan pekerjaan memerah susu kambing,dengan kejujurannya Allah SWT mengangkat derajatnya yaitu dia diambil menantu oleh seorang Kholifah Umar bin Khatab. Pada masa kekhalifahan umar bin khattab perkembangan islam semakin meluas samapai ke wilayah Afrika utara, Armenia, Eropa timur. 

Kejayaan islam dibawah kepemimpinan Umar bin Khattab, tidak lepas dari karakter beliau yang begitu tegas,berani dan berpendirian yang kuat dan juga mempunyai kepedulian yang sangat tinggi, selain itu juga beliau seorang pemimpin yang sangat dekat dengan rakyatnya. Hampir tiap malam Umar bin Khattab keluar berjalan diantara rumah-rumah rakyatnya. Beliau ingin mengetahui keadaan rakyatnya langsung dari dekat.

Gadis Pemerah Susu
Dimalam itu khalifah umar menghentikan langkahnya didepan rumah yang mana lenteranya masih menyala . Cahaya keluar dari sela-sela pintu dan jendela rumah itu. Malam selarut itu seharusnya seluruh lentera rumah sudah padam, karena sanagat berbahaya jika tidur dalam keadaan lentera masih menyala karena dapat menimbulkan kebakaran. Khalifah Umar berpikir mungkin penghuni rumah itu  lupa mematikan lentera sebelum tidur. Namun suara orang berbisik-bisik terdengar dari dalam rumah itu.

Khalifah umar pun mendekati rumah itu karena ingin tahu apa sebenarnya yang terjadi dirumah itu. Dari balik bilik Khalifah Umar mengintipnya. Tampak seorang ibu dan anak perempuannya sedang sibuk mewadahi susu.

''Bu, kita hanya mendapat beberapa kaleng hari ini ''kata anak perempuan itu''
mungkin karena musim kemarau ,air susu  kambing kita jadi sedikit ''lanjutnya.
''Benar anakku,'' kata ibunya,

''tapi jika padang rumput mulai menghijau lagi pasti kambing-kambing kita akan gemuk. Kita bisa memerah susu sangat banyak,'' harap anaknya.

''Hmm...sejak ayahmu meninggal penghasilan kita sangat menurun. Bahkan dari hari ke hari rasanya semakin berat saja. Ibu khawatir kita akan kelaparan,''kata ibu. Anak perempuan itu terdiam.

Tangannya sibuk membereskan kaleng-kaleng yang sudah terisi susu. ''Nak,'' bisik ibu seraya mendekat.'' kita campur saja susu ini dengan air. Supaya penghasilan kita bertambah banyak.  Anak perempuan itu tercengang.
 
Ditatapnya sang ibu yang sudah mulai berkerut wajahnya. Wajah yang begitu lelah dan letih menghadapi tekanan hidup yang berat. Ada rasa sayang yang besar terhadap sang ibu, namun apa yang baru saja disampaikan sang ibu sangat bertentangan dengan hati nuraninya.Ia pun menolak keinginan ibunya.

"Tidak Bu!'' sahut anak perempuan itu,''khalifah melarang keras kepada semua penjual susu mencampur susu dengan air,''lanjutnya. ''Ah ! kenapa kau  dengarkan khalifah itu nak? Setiap hari kita hidup miskin dan tidak akan pernah berubah kalau kita tidak melakukan sesuatu,'' gerutu Ibu yang sangat kesal.

''Ibu, hanya karena kita ingin mendapat keuntungan yang besar,lalu kita berbuat curang kepada pembeli?'' balas anaknya. '' Tapi, para pembeli tidak akan bisa membedakan rasa susu yang kita campur dengan air, kan air yang kita campurkan  juga tidak banyak. Selain itu tengah malam seperti ini tidak akan ada yang melihat apa yang kita lakukan, bahkan khalifah umar pun tidak akan pernah mengetahui,''kata ibunya dengan sedikit berbisik. ''Ayolah, nak,mumpung tengah malam. Tidak ada yang melihat kita!'' kata sang ibu memaksa.

''Bu, walaupun tidak ada yang melihat kita mencampur susu dengan air, tapi Allah tetap melihat kita. Allah pasti melihat perbuatan kita. Serapi apapun kita menyembunyikannya, tetap tanpak jelas dimata Allah bu,'' tegas sang anak perempuannya.Sang ibu hanya terdiam menarik nafas panjang. Sungguh kecewa hatinya melihat sang anak tidak mau  mematuhi perintahnya. Namun jauh dilubuk hatinya yang terdalam ia begitu kagum akan kejujuran dan keteguhan pendirian anaknya.

''Maafkan aku ibu, bukan aku tidak patuh pada perintah ibu. Aku tidak mau berbuat curang dan menipu kepada orang lain kapan pun dimana pun. Aku yakin Allah selalu melihat apa yang kita lakukan setiap saat. Aku takut Allah murka bu,''kata sang anak. Tanpa berkata sepatah kata pun, sang ibu lalu masuk kedalam kamar. Sedangkan anaknya melanjutkan pekerjaanya mewadahi susu hingga selesai.

Sementara itu khalifah umar terus memperhatiakn perdebatan antara ibu dan anaknya dari luar rumah. Beliau tersenyum kagum akan keteguhan dan kejujuran anak perempuan itu. ''sudah sepantasnya ia mendapat hadiah!'' gumam khalifah umar. khalifah umar pun beranjak meninggalkan rumah itu dan melanjutkan perjalanannya hingga larut malam. Keesokan harinya khalifah umar memanggil putranya. Ashim bin umar.

Diceritakannya seorang anak perempuan penjual susu yang sangat jujur. Anakku ,bagaimana kalau kau menikah dengan gadis itu. Ayah menyukai kejujurannya,'' kata khalifah umar,'' Ayah kagum dengan keteguhannya menentang ketidak jujuran. Ia sama sekali tidak takut manusia .

Tapi ia hanya takut kepada Allah semata,'' lanjut sang khalifah umar. Akhirnya Ashim bin umar pun menyetujui saran ayahnya. Beberapa hari kemudian Ashim bin umar datang berkunjung kerumah gadis penjual susu. Betapa terkejut ibu dan anak perempuan itu  dengan kedatangan Ashim bin umar. Mereka kuatir ada yang salah dengan tutur kata maupun perbuatannya hinnga khalifah umar pun mengutus puteranya untuk menanggkap mereka.

'' Tuan saya dan anak saya tidak pernah melakukan kecurangan dalam menjual susu. Tuan jangan tangkap kami,''sahut sang ibu ketakutan. Putra khalifah hanya tersenyum .Lalu putra khalifah mengutarakan kedatangannya hendak menyunting anak gadisnya.

'' Bagaimana mungkin? tuan adalah putra khalifah tidak sepantasnya menikahi gadis miskin seperti anakku?'' kata sang ibu dengan penuh keheranan. Ayahku adalah seorang khalifah yang membedakan derajat manusia berdasarkan kaya atau miskin. Hanya ketakwaan yang membedakan derajat seseorang disisi Allah,'' kata ashim sambil tersenyum. Tak lama kemudian khalifah umar pun datang saraya berkata,'' Ibu. Aku lihat anak gadismu sangat jujur,''. Anak gadis dan ibuny terdiam saling memandang.

Mereka tidak habis pikir, kenapa khalifah umar dan putranya tiba-tiba datang kerumah dengan tujuan melamar. Atas dasar apa sang khalifah mengatakan bahwa anak perempuannya itu adalah anak yang sangat jujur, sementara selama ini khalifah umar belum pernah mengenal mereka. ''Ibu. Hampir setiap malam aku berkeliling memeriksa keadaan rakyatku. Malam itu aku mendengar pembicaraan kalian...,''jelas khalifah umar memecah keheningan sesaat. Lalau khalifah umar menceritakan apa yang beliau lihat pada malam itu.
 
Tanpa terasa air mata sang ibu menetes. Ada penyesalan menyesal telah memaksa anaknya berbuat tidak jujur,memaksa anak nya mencampur susu dengan air demi mendapat keuntungan duniawi. Namun sang ibu merasa bangga dan bahagia memeiliki seorang anak yang jujur dan berani mengatakan kejujuran walau terhadap ibu kandungnya sendiri. Pada akhirnya kejujuran itu berbuah manis. Ashim menikah dengan gadis jujur itu. Kehidupan mereka pun menjadi jauh lebih baik dan bahagia.

                                                                 HIKMAH 
Hendaklah kejujuran itu menjadi tabiat kita kapan pun dimana pun dan dalam keadaan bagaimana pun. Jujur itu sifat yang sangat terpuji. Allah menyanjung orang-orang yang jujur dan menjanjikan balasan yang berlimpah untuk mereka yang jujur. Rasulullah SAW  bersabda,'' berbuat jujurlah kalian karna kejujuran membawa kepada kebajikan dan kebajikan membawa kepada surga. Seseorang yang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur,akhirnya ditulis disisi Allah sebagai orang yang selalu jujur.

Dan jauhilah kedustaan karena kedustaan itu membawa pada kemaksiatan, dan kemaksiatan itu membawa ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan selalu berdusta hingga akhirnya ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta.''.HR.Muslim.

  
Kejujuran membuahkan sifat amanah dan amanah itu dapat menarik rezeki. Walaupun orang yang jujur itu tidak mendapat apa-apa, namun sejatinya kejujuran itulah yang akan mendatangkan rezeki dan keberkahan . Sementara orang-orang yang curang ,khianat,akal-akalan seolah selalu mendapat keuntungan yang besar namun sejatinya perbuatannya itu akan menyebabkan kefakiran dan hilannya keberkahan. Rosulullah SAW: Amanah itu menarik rezeki sedangkan khianat itu menarik kefakiran.HR.Ad Dailami.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel