Sayang Ibu Tanpa Ada Batasnya

Sayang Ibu Tanpa Ada Batasnya-Hai manusia hormati ibumu, yang melahirkan dan membesarkanmu. Darah dagingmu dari air susunya. Jiwa ragamu dari kasih sayangnya. Dialah manusia satu-satunya, yang menyayangimu tanpa ada batasnya. Do'a ibumu dikabulkan tuhan. Dan kutukannya jadi kenyataan. Ridla ilahi karena ridla nya. Murka ilahi karena murkanya...(Rhoma irama).
ibu dan anak
Seorang bocah yang mungil sedang asyik bermain-main tanah. Sementara sang ibu sedang menyiapkan jamuan makan yang diadakan untuk sang ayah. Belum lagi datang para tamu menyantap makanan, tiba-tiba kedua tangan bocah mungil itu menggenggam pasir. Sibocah mungil itu masuk kedalam rumah dan menaburkan pasir itu di atas makanan yang tersaji yang siyap disantap. Tatkala sang ibu masuk dan melihatnya,sontak beliau marah dan berkata:''idzhab ja'alakallahu imaaman lilharomain,'' yang artinya'' pergi kamu...! biar kamu  Allah jadikan imam ditanah haromain...!(makkah dan madinah).

Dan...subhanallah, kini anak itu telah dewasa dan telah menjadi imam di masjidil haram! Tahukah Anda siapah bocah mungil yang di kutuk ibunya, saat sang ibu sedang marah? Beliau adalah Syeikh Abdurrahman as-sudais. Imam masjidil haram yang nada tartilnya menjadi favorit kebanyakan kaum muslimin diseluruh dunia. Ini adalah teladan bagi para ibu, calon ibu, ataupun orang tua. Hendaknya selalu mendo'akan kebaikan untuk anak-anaknya, bahkan meskipun dengan keadaan yang sedang marah. Karena do'a yang tak terhalang adalah do'a orang tua untuk anak-anaknya.

Sekaligus menjadi peringatan bagi kita agar menjaga lisan dan tidak mendo'akan keburukan kepada anak-anaknya. Meski dalam kondisi marah sekalipun.Berikut ini adalah cerita inspiratif tentang kasih sayang seorang ibu yang mengalahkan segalanya. Kisah yang di angkat dari tradisi lama yang ada dijepang, ini menggambarkan bagaimana besar dan mulianya hati seorang wanita yang melahirkan anak-anaknya dimuka bumi ini.

  SELAMAT MEMBACANYA

Konon diceritakan di jepang pernah ada tradisi membuang orang yang sudah tua kedalam hutan belantara yang jauh dari kehidupan masyarakat. Mereka di buang karena suatu alasan, yaitu agar tidak menjadi bebean bagi anak-anaknya.Suatu ketika ada seorang pemuda, berniat untuk membuang ibunya kedalam hutan yang jauh dari kehidupan masyarakat, karena sang ibu sudah tua renta, lemah dan tak berdaya. Meskipun berat namun pemuda itu harus kuat dan tegas dan patuh dengan tradisi itu.

Inilah saat yang tepat bagi pemuda itu untuk membuang ibunya agar tidak menjadi beban dan menyusahkan orang lain. Pemuda itu nampak bergegas menyusuri hutan sambil menggendong ibunya. Sang ibu yang kelihatan nampak tak berdaya berusaha menggapai ranting pohon yang bisa diraihnya sebisa mungkin, lalu mematahkannya dan menaburkannya di sepanjang jalan yang mereka lalui. Begitu seterusnya, sepanjang perjalanan sang ibu terus menerus mengambil ranting pohon, kemudian mematahkan dan menaburkannya lagi. Selama perjalan berjam-jam, akhirnya mereka sampai di hutan yang sangat lebat.

Pemuda itu kemudian menurunkan ibunya dan mengatakan,''Ibu, disinilah tempat ibu selanjutnya, aku harap ibu bisa tinggal disini dengan tenang,'' kata-katanya sambil menahan dengan sedih karena ternyata dia tidak menyangka tega melakukan perbuatannya terhadap ibunya sendiri. Pemuda tersebut kemudian berniat pergi, lalu pemuda itu membalikkan badannya dan berusah melangkah meskipun berat dan tak sanggup bagi dia meninggalkan sang ibu sendirian dihutan. Langkahnya kemudian berhenti ketika sang ibu memanggilnya.

 Tak ada raut wajahkesedihan dan ketakutan dalam diri wanita mulia itu, bahkan dia berkata kepada sang anak,'' Wahai anakku, ibu sangat menyayangimu. Sejak kau kecil sampai dewasa. Ibu selalu merawatmu dengan segenap cintaku. Bahkan sampai saat ini, rasa sayangku tak berkurang sedikitpun.Ibu tidak tahu sampai kapan bisa bertahan disini dalam kesendirian. Namun jika tiba saat ibu untuk tak ada lagi didunia ini, do'a ibu tak akan pernah usai meski ibu sudah berkalang tanah. Karena dalam namamu ada harapan-harapan akan kebaikan untuk dirimu nak...

Pergilah dan berhati-hatilah. Tadi ibu sudah menandai sepanjang jalan yang kita lalui dengan ranting-ranting kayu. Ibu takut kau tersesat. Ikutilah tanda itu agar kau selamat sampai di rumah.'' Setelah anaknya mendengar kata-kata dari sang ibu, lalu pemuda itu menagis dengan keras, ia sadar betapa bodohnya dirinya jika harus membiarkan orang yang begitu mulya kasih sayangnya terbuang ditengah hutan yang liar dan berbahaya. Kemudian pemuda itu langsung memeluk ibunya dan kembali menggendongnya, membawanya kembali pulang kerumah. Pemuda itu merawat ibunya yang sangat mengasihinya sampai ibunya meninggal.

Pembaca begitulah mulia kasih sayang ibu kepada anaknya mungkin cerita diatas hanyalah fiksi. Namun begitulah sejatinya hati seorang ibu terhadap kehidupan anaknya dibandingkan kehidupan dan keselamatan dirinya.Pembaca jika anda masih punya orang tua, terutama ibu, sudah berapa lama anda tidak mengabari mereka, karena rutinitas kerja yang begitu sibuk?

Kabarilah orang tua anda, karena mereka begitu khawatir di setiap langkah dalam kehidupan anda, kabarilah mereka karena hanya itu yang membuat bahagia bahwa anak-anaknya baik-baik saja, kabarilah mereka selagi  masih sempat, karena kita tidak akan pernah tahu kapan mereka akan pergi...pergi untuk selamanya.

''Semoga kita menjadi anak yang berbakti tanpa pamrih kepada ibu bapak kita, dan menjadi anak yang berbijak dalam berkata dan betindak. Amiin''

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel