Ingin menikmati hidup ini maka hayati dan tidak kelelahan, belajarlah merelakan
Friday, September 06, 2019
Edit
Ingin menikmati hayati dan tidak kelelahan, belajarlah merelakan-Terdapat kalanya kita sebagai berlebihan dalam memikirkan poly hal pada hidup. Cemas atau risi hiperbola terhadap sesuatu yang belum tentu terjadi pada masa depan, dan Jika dibiarkan berlarut-larut, semua pikiran negatif akan memicu depresi. Di akhirnya hal itu hanya akan membuatmu tak bahagia menggunakan hidupmu.
Untungnya, kamu tidak perlu membarui poly hal Bila ingin bahagia, yg engkau perlukan hanya mempelajari buat merelakan. Berhenti menjadi super perfeksionis dan menikmati proses kehidupan yg sedang berjalan.Mirip dikatakan seorang ahli konseling denise sullivan pada huffington post, satu-satunya bagian berasal semesta yang bisa kita kendalikan adalah ruangan dalam diri kita sendiri, yaitu perasaan. Kita bisa memegang kendali atas apa yang kita rasakan dan bagaimana kita bereaksi terhadap dunia.
Mempelajari merelakan akan membuatmu bahagia.
Ketika sesuatu tidak berjalan sinkron planning atau perkiraan, boleh merasa kecewa, tetapi tidak perlu mendalaminya. Relakanlah, simpan energimu untuk hal lain yg lebih positif, serupa contohnya memulai kembali serta mencari jalan lain supaya tidak perlu mengalami kekecewaan yang sama.
Pikirkan juga, apakah energi yang kamu keluarkan sepadan dengan hasilnya? Serupa contohnya menghadapi bos super moody dan pekerjaan baik apa pun yang kamu tunjukkan tidak akan praktis beliau akui, lebih baik jangan menguras tenaga. Tentu engkau ingin membagikan yang terbaik, akan tetapi Jika itu hanya akan membuatmu sakit hati serta menyulitkan diri sendiri, mengapa harus bersusah payah sendiri?
Intinya, khawatir itu perlu pada kadar eksklusif agar kita selalu hati-hati dan sadar dengan apa yg sebaiknya kita lakukan, tetapi ketahui juga kapan wajib merelakan dan berhenti sebagai tepat dan risi sebab menggunakan begitu kita jadi tidak akan bisa menikmati hidup dan bahagia.
Untungnya, kamu tidak perlu membarui poly hal Bila ingin bahagia, yg engkau perlukan hanya mempelajari buat merelakan. Berhenti menjadi super perfeksionis dan menikmati proses kehidupan yg sedang berjalan.Mirip dikatakan seorang ahli konseling denise sullivan pada huffington post, satu-satunya bagian berasal semesta yang bisa kita kendalikan adalah ruangan dalam diri kita sendiri, yaitu perasaan. Kita bisa memegang kendali atas apa yang kita rasakan dan bagaimana kita bereaksi terhadap dunia.
Ketika sesuatu tidak berjalan sinkron planning atau perkiraan, boleh merasa kecewa, tetapi tidak perlu mendalaminya. Relakanlah, simpan energimu untuk hal lain yg lebih positif, serupa contohnya memulai kembali serta mencari jalan lain supaya tidak perlu mengalami kekecewaan yang sama.
Pikirkan juga, apakah energi yang kamu keluarkan sepadan dengan hasilnya? Serupa contohnya menghadapi bos super moody dan pekerjaan baik apa pun yang kamu tunjukkan tidak akan praktis beliau akui, lebih baik jangan menguras tenaga. Tentu engkau ingin membagikan yang terbaik, akan tetapi Jika itu hanya akan membuatmu sakit hati serta menyulitkan diri sendiri, mengapa harus bersusah payah sendiri?
Intinya, khawatir itu perlu pada kadar eksklusif agar kita selalu hati-hati dan sadar dengan apa yg sebaiknya kita lakukan, tetapi ketahui juga kapan wajib merelakan dan berhenti sebagai tepat dan risi sebab menggunakan begitu kita jadi tidak akan bisa menikmati hidup dan bahagia.