Kami Merindukan Orang Tua Yang Penuh cinta

''Budi, pulanglah Nak, Ayah dan Ibu merindukanmu. Ayah dan Ibu sudah memaafkanmu, maka pulanglah. Datanglah ke halte depan GameStation ini, hari sabtu pukul 10:00 pagi. Ayah dan Ibu akan menjemputmu. Salam sayang, Ayah dan Ibumu dikampung.'' PENGUMUMAN diselembar kertas itu tertempel di halte bus didepan tempat GamaeStation di pusat kota, tempat anak-anak biasa berkumpul bermain Game. Siapa pemasangnya?

Alkisah disebuah kampung nan jauh dikota, seorang ayah termenung sedih, memikirkan anak laki-lakinya yang sudah lama pergi meninggalkan rumah tanpa pamit. Sang ayah merasa menyesal setelah anaknya kabur dari rumah. Ia merasa menyesal selama ini selalu berlaku kasar  dan memperlakukan anak laki-lakinya secara tidak baik. Ia berpikir keras bagaimana cara menemukan kembali anaknya dan mengajak pulang kerumah. Lalu sang ayah menemukan cara. Ia pergi kekota untuk memasang pengumuman di tempat dulu anaknya sering berkumpul dengan teman-temannya untuk bermain aneka Game. Pada hari,tanggal dan jam yang sudah dituliskan dipengumuman.

sayang anak
Ayah dan Ibu datang kehalte depan GameStation. Betapa terkejutnya mereka berdua, karena di halte telah berkumpul 150 anak laki-laki bernama budi yang ingin pulang kerumah masing-masing dan ingin mendapat kasih sayang dari orang tuanya, kisah sedih yang tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Anak-anak yang memilih asyik bermain dengan komputer atau gadgetnya, anak-anak yang memilih kabur dari rumah,anak-anak yang memilih berteman dijalanan, karena merasa tidak betah dirumah.

Dikarenakan dirumah, mereka tidak figur yang mereka inginkan. Yang ada hanyalah Ayah yang super sibuk dan ibu yang kelelahan serta uring-uringan dirumah. Yang ada hanyalah bentakan, hardikan ,pukulan,dan kemarahan. Yang ada adalah celaan, ejekan. Akhirnya mereka tidak betah dirumah dan memilih kabur dan hidup bebas dijalanan. Namun sebenarnya mereka rindu ingin pulang kerumah. Mereka merindukan ayah yang mempunyai waktu luang untuk menemani mereka bermain dan belajar. Ayah yang tidak pernah membentak-bentak dan menghardik.

Ayah yang lembut dan penuh perhatian. Ayah yang penuh kasih sayang. Mereka merindukan ibu yang sabar dan menemani mereka saat dirumah. Ibu yang tidak pernah marah-marah dan memaki. Ibu yang penuh kasih sayang dan kelembutan. Ibu yang penuh pengertian. Mereka merindukan orang tua yang penuh cinta.. Orang tua yang membimbing dan memahami mereka dengan penuh cinta. Berikan itu semua kepada anak-anak Anda, sebelum mereka kecewa dan memilih kabur dan meninggalkan rumah Anda. Sangat benyak bentuk cinta dan kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya.

Sayangnya banyak yang terjebak hanya dalam memenuhi kebutuhan material semata-mata. Misalnya membelikan hadih smartphone yang bermerek yang harganya mahal, mengajak jalan-jalan ke Disney land, atau lego land, membelikan motor atau mobil dan lain sebagainya. Padahal anak tidak hanya memerlukan materi saja. Mereka memiliki kebutuhan yang utuh, karena mereka manusia yang utuh kejiwaannya. Apa saja bentuk cinta orang tua yang diharapkan anak-anaknya?

  1. Mendidik, membimbing dan mengarahkan

Mendidik dilakukan sejak didalam rumah,bukan saja dititipkan di sekolah atau tempat-tempat pendidikan yang lain. Orang tua harus membimbing dan mengarahkan anak-anaknya menuju Surga. Pendidikan apa yang sudah kita berikan kepada anak-anak selama dirumah? Bimbingan dan pengarahan seperti apa yang sudah kita berikan kepada anak-anak untuk kesuksesan masa depan mereka? Teladan seperti apa yang sudah kita berikan kepada anak-anak? Hendaknya orang tua selalu berusaha memberikan pendidikan, bimbingan, pengarahan yang terbaik untuk anak-anak.

  2.Do'a dan Pengharapan

Orang tua yang penuh kasih sayang akan selalu mendo'akan anak-anaknya. Ayah dan ibu harus memiliki pengharapan dan optimisme akan masa depan anak yang penuh kejayaan dan kebahagiaan. Tidak putus-putus orang tua selalu mendo'akan dan berharap untuk kesuksesan anak-anak di dunia maupun di akhirat nanti. Orang tua tidak akan rela anak-anaknya hidup dalam kesulitan, maka mereka selalu memanjatkan do'a permohonan kepada Allah untuk anak-anak.

  3.Dengan Kata-kata Positif 

Orang tua harus sadar bahwa kata-kata adalah do'a. Oleh karena itu harus memberikan kata-kata yang positif dan konstruktif saat berkomunikasi dengan anak-anak. Jangan sampai orang tua mengutarakan dengan kata-kata caci maki dan sampah, yang akan berdampak melecehkan dan merendahkan martabat anak-anak. Berikan optimisme dan semangat dengan kata-kata positif penuh inspirasi. Jangan pernah memberikan kata-kata negatif  dan intimidatif terhadap mereka karena akan menyakiti hati dan memmbuat lemah semangatnya.

4.Dengan Alokasi Waktu dan Perhatian

Sesibuk apapun orang tua harus tetap memberikan alokasi waktu dan perhatian untuk anak-anak. Jangan sampai anak-anak merasa menjadi yatim padahal mereka punya kedua orang tua yang lengkap. Saat dirumah. Ayah dan Ibu harus membersamai anak-anak,mengobrol, berbincang, bercerita berdiskusi, bermain, bercanda, dan belajar bersama-sama anak-anak. Jangan hanya menjadi orang tua yang memerintah dan melarang, namun harus menjadi sahabat yang mengerti dan memahami.

5.Dengan Sentuhan Fisik

Diantara bentuk cinta orang tua adalah dengan sentuhan fisik. Pelukan, ciuman lembut, dikening anak, mengelus kepala, merangkul pundak, atau berjabat tangan dengan anak, merupan bentuk cinta yang sangat mudah dirasakan oleh anak-anak. Sebaliknya, pukulan, tamparan, tendangan dari orang tua, akan mudah dirasakan sebagai kebencian yang akan dihadapi oleh anak dengan kebencian pula. Sentuhan fisik yang lembut setiap hari, akan membuat anak merasa nyaman dan diterima. Ini akan memberikan suasana  kondusif bagi mereka untuk perkembangan dalam kebaikan.

Jika anak-anak terbiasa berada dalam tekanan kekerasan fisik, akan memunculkan trauma dan pemberontakan terhadap orang tua. Mereka akan bersikap memusuhi orang tua sehingga tidak jarang lebih memilih meninggalkan rumah untuk hidup bebas dijalan bersama teman-teman yang senasib seperti mereka. Maka berikanlah sentuhan kelembutan yang dilakukan dengan penuh cinta dan kasih sayang. Ini menjadi bekal spiritual yang luar biasa besarnya bagi kebaiakan anak-anak hingga mereka dewasa kelak.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel