La’allakum Tattaquun

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokaauh
Pak ustadz,saya mau bertanya tetang arti orang yang bertakwa.Sejak menjelang dan sepanjang ramadan saya mendengar tausiah yang menyatakan bahwa bahwa diwajibkannya puasa ramadan adalah.La’allakum tattaquun,agar kita menjadi orang-orang yang bertakwa.Sebetulnya apa kreteria orang yang bertakwa itu,pak ustadz? 

Hal ini agar saya bisa mawas diri apakah saya sudah termasuk muttaqiin(orang yang bertakwa) atau belum? Atas penjelasan pak ustadz saya haturkan terimakasih. Wassalaamu’alakum warahmatullahi wabarokaatuh (Dian,jakarta)
orang yang bertakwa
Walikumus-salaam warohmatullahi wabarokaatuh
Kalau di tanya tentang orang bertakwa,itu banyak sekali.Sebagai contoh ,dalam surah Al-Baqorohayat 3 dan 4 dinyatakan beberapa muttaqiin yaitu:
  • Beriman atau percaya pada hal-hal yang gaib
  • Menegakkan shalat
  • Menginfaqan sebagian rezqi
  • Percaya kepada Al-qur’an dan kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya
  • Yakin dengan adanya akhirat
Sedangkan dalam surat Ali-imron ayat 134 dan 135 kreteria muttaqiin adalah:
  • Berinfak dalam keadaan lapang maupun sempit
  • Bisa menahan marah atau mengendalikan emosi
  • Mudah memaafkan kepada orang lain
  • Bila berdosa segera berbuat taubat kepada allah dengan tekad untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama
Tentu masih banyak ayat yang menerangkan kreteria orang yang bertakwa.Kemudian para ulama definisi tentang kreteria tentang orang yang bertakwa. Diantaranya bahwa takwa itu adalah
melaksanakan segala perintah danmenjauhi segala larangan. 

Sebagai contoh tentang ada tujuh golongan manusia yang kelak dipadang mahsar akan dinaungi oleh allah dibawah naungan allah yang mana hari tidak ada naungan selain naungan allah.Salah satunya adalah:

Seorang laki-laki yang di ajak berzina oleh seorang perempuan yang cantik dan mapan,akan tetapi si lelaki tersebut bisa dengan tegar mengatakan”Tidak.Saya lebih takut kepada Allah.” Darimana dia mempunyai kemampuan untuk mengatakan “Tidak! Saya lebih takut kepada Allah”,sementara hidangan kemaksiatan sudah tersaji didepan mata?Itulah bukti ketakwaan takut untuk berbuat  maksiat melanggar larangan Allah”.

Contoh yang kedua yaitu ada seorang ibu yang sedang mempersiapkan susu untuk di jual.Dia mengatakan kepada anak gadisnya: “Nak, kita campuri saja dengan air agar dagangan kita semakin banyak.Sehingga keuntungan kita semakin banyak.Akhirnya anak gadis itu mengatakan: Ibu,bukankah Khalifah Umar seringkali mengingatkan agar kita menjaga kejujuran dan tidak melakukan keculasan? Si ibumenjawan: Alah, Khalifakn tidak tahu apa yang kita lakukan”Si gadis kecil itu mengatakan kepada ibunya: Ibu “walaupun Khalifah Umar tidak melihat kita.Sesungguhnya Allah tuhannya Umar selalu melihat kita”

Dari mana si gadis kecil iyu mempunyai karekter seperti itu?Itulah wujud ketakwaan tidak mau menipu,atau mengkhianati orang lain termasuk pelanggannya hanya untuk mendapat keuntungan duniawi.Ketakwaan bukan hanya di tentukan oleh ibadah ritual shalat dan puasa.Teapi juga oleh ahlak budi pekerti sehari-hari dalam pergaulan dengan sesama warga masyarakat.

Yaitu pekerti yang lemah lembut penuh kasih sayang,bisa mengendalikan emosi,tidak bersumbu pendek alias marah,dan selalu merasa dibawah pengawasan Allah yang maha Melihat sehingga dia sebagai muttaqiin tidak berani untuk berbuat maksiat,mencuri,korupsi atau mengambil harta yang bukan haknya.Mudah-mudahan kita bisa tergolong didalamnya.

Wallahul-musta’aan wa laa haula walaa quwwataa illa billah.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokaatuh.
Ustadz.H.Aceng Karimullah.BE.SE

Ketua Dept.Pendidikan Agama dan Dakwah DPP LDII
Pengasuh Pondok Nurul Aini.Jakarta

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel